Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Minggu, 14 Desember 2008

Kini Mesin Sudah Menggantikan Tenaga Manusia

Budaya prosedur ilmiah menjadikan ilmu pengetahuan menjadi birokrasi intelektual, sosial dan politik yang besar, yang sukar ditandingi. Kalaupun memang prosedur ilmiah sudah tidak relevan lagi sebagai metode sains, mungkin harus ada metode baru yang tentunya berimplikasi pada defenisi atau pengertian ilmu pengetahuan, biar jelas sesuatu itu dapat dikatakan sains, rasional, dan ilmiah atau mungkin dikatakan yang lain. Lantas berapa pertanyaan yang belum terjawab deangan pasti seperti bagaimana alam sesta bermula, asal-usul kehidupan, asal-usul seks, asal-ususl kesadaran, superstring, adanya kehidupan diluar bumi (alien), pengkombinasian zat kimia yang bisa bereproduksi dan mengembangkan kondisi prakehidupan yang rasional, sesuatu yang tidak hancur ketika bisa bergerak melebihi kecepatan cahaya, mistery metafisika, pembuatan cadangan ozon, keluar dari demensi ruang dan waktu, Chaitin mengatakan jika kita dapat menjelaskan mengapa kita menua mungkin kita bisa mengetahui bagaimana menghentikannya semua mistery tersebut sulit untuk terungkap, apalagi hanya dengan sebuah prosedur atau metode ilmiah. Ilmu pengetahuan , kata stent menghadapi batas-batas fisik, sosial dan kognitif. Ilmu pengetahuan tidak akan mampu menembus wilayah pengalaman subjektif, tingkah laku manusia tidak bisa didefinisikan oleh model ilmiah atau matematis apapun, seperti kapan kita ngopi dan tempatnya dimana adalah hal subjektif manusia. Einstein mengakui bahwa fisika sendiri tidak bisa menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan nilai, makna, dan fenomena subjektif lainnya. Keterbatasan ilmu pengetahuan atas objek inilah yang membuat ilmuwan kehabisan tenaga untuk menemukan hal ilmiah baru. Saking jengkelnya beberapa ilmuwan menyatakan bahwa sebenarnya sekarang ini banyak ilmuwan yang lebih jenius dari Newton dan Einstein, namun karena mereka tidak sezaman maka banyak yang kebingungan dengan pencarian temuan sains yang baru. Andaikan Newton dan Einstein hidup dalam zaman sekarang mungkin dia juga akan merasakan hal yang sama dengan ilmuwan-ilmuwan apatis apologetic lainnya. Jadi ilmu pengetahuan tidak mati dalam arti ketiadaan, tapi hidup dengan cara ironis atau dengan cara fatalistic. Ilmu pengetahuan akan dicampuradukan sehingga kehilangan jatidirinya, seperti yang dilakukan Nietze, Heidegger, Feyrabend, dan Deluze. Sains tidak lagi dapat dibedakan dengan sastra, seni, puisi, atau agama. Ilmu pengetahuan tidak dilihat dalam objektivitas, epistem dan validitas kebenarannya, tapi pesona, retorika, dan keindahannya. Ketika manusia sudah sampai pada batasnya, Hans moravec, Dyson, dan Marvin Minsky yakin bahwa masa depan berada di tangan mesin-mesin, teknologi computer telah berkembang sedemikian pesatnya dan sampai saat ini belum ada tanda-tanda kemadegannya. Computer dengan kecerdasan artifisialnya, memandang bahwa kesadaran adalah memori jangka pendek, memori computer jauh lebih kuat menahan tumpukan masalah (pemrosesan) dari pada memori manusia. Dengan berkembangnya ilmu mesin maka pekerjaan manusia sedikit demi sedikit akan digantikan olehnya, perusahan-perusahan akan lebih memilih robot untuk bekerja dari pada manusia yang sering mengacaukan. Sekarang manusia sudah cendrung menjadi mesin dan sebaliknya mesin akan menggantikan manusia. Kumputer mungkin atau pasti akan mempercepat akhir dari ilmu pengetahuan empiris. Ilmuwan akhir-akhir ini kehabisan bahan empiris, mereka mempunyai kecendrungan untuk menciptakan fiksi ilmiah (superstring, kesadaran, dll) maka sains akan mandeg dan kecerdasan ada di tangan mesin. Benarkah masa depan ilmu pengetahuan akan dilanjutkan oleh mesin?Dan akankah ilmu pengetahuan mesin berbeda secara signifikan dengan ilmu pengetahuan manusia? Makanya lihat film matrix dulu. Namun apa yang terjadi dengan riwayat kecerdasan artificial yang telah dikalahkan manusia dalam pertandingan catur antara Gary Kasparov (juara catur dunia) melawan “Deep Blue” computer yang berkekuatan hebat, dibuat oleh programmer catur terbaik di dunia dengan 32 prosesor parallel yang mampu menguji 200 juta posisi perdetik. Semula Deep Blue menang dalam pertandingan pertama dan berakhir dengan kemenangan Gary Kasparov 4-2. Jika Moster silikon ini tidak bisa mengalahkan seseorang manusia dalam permainan catur, lalu bagaimana dengan harapan bahwa komputer akan bisa meniru bakat manusia yang lebih hebat, seperti mengenali kekasih, melakukan demonstrasi, mengakali mahasiswa, dan membuat virus. Hehe…inilah mimpi buruk Marvin Minsky dan kawan-kawannya. Terakhir, Horgan dengan tidak kepastian tujuannya yakin bahwa buku the end of science nya bukan sekedar dari meniru buku the end of……yang lain. Dan apakah akhir sains adalah anti-sains? Merupakan kekhawatiran sejumlah ilmuwam atas istilah yang lebih tajam yang mereka lukiskan sebagai kebangkitan irasionalitas dan permusuhan. Bisa jadi ini dijadikan doktrin para fundamentalism agama, filosof postmoderm, dan ilmuwan ironis untuk menyebarkan ajaran sesatnya, yaitu paradigma anti ilmu pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalau Ada Saran atau Komentar Anda Silahkan Tulis Di Sini...